Jumat, 06 Juli 2012

Tinggi Rendah Kehidupan

Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan renungan bagi saya dan kalian,
Perjalanan hidup seseorang terkadang dapat diibaratkan seperti ilmu matematika dimana terdapat titik tertinggi dan titik terendah seperti dalam materi bahasan menentukan titik beku. Dalam sebuah perjalanan waktu manusia sering dihadapkan pada suatu keadaab dimana titik terendah dan titik tertinggi itu tidak bisa dihindari.
 Membahagiakan ketika titik tertinggi dapat tercapai dan sangat kecewa dan sedih ketika titik terendah itu datang , seolah dua hak yang seperti dua sisi mata uang itu selalu melewati masanya silih berganti. Pengalaman itupun juga saya rasakan saat ini, kemarin dan lampau suatu ketika saya merasa berada dititik tertinggi dan seketika terhempas jatuh ketitik terendah dalam hidup saya rumit memang menghadapainya, namun semua harus tetap saya jalani dengan penuh rasa sabar dan sedikit harap-harap cemas.
 Berkaca dengan pengalaman saya sewaktu duduk dibangku MI saya pernah merasa dalam titik terendah dimana mungkin mereka sahabat2 saya dalam kondisi keuangan yang siap dan matang juga limpahan kebendaan yang lebih dari cukup membuat saya merasa tidaklah pantas saya jika berdampingan dengan mereka namun saya salut dengan mereka yang menjadi sahabat saya mereka bisa saling mengisi satu sama lain meski tidak dipungkiri memang terdapat anggapan terhadap mereka yang merasa lebih dari saya dan kami , semua itu saya terima dengan ikhlas karena bagi saya menuntut ilmu sangatlah penting soal hasil akhir itu bukan wilayah kuasa saya.
 Saat itupun berganti dengan kesenangan dan buat saya merasa itulah titik tertinggi saya waktu itu. Saya masuk kesekolah smp negeri dan itu menjadi perwujudan dari kedua orang tua saya, sangat senang karena dengan begitu hati kedua orang tua saya sangat senang. Kehidupan kembali berputar banyaknya dan beragamnya siswa di smp membuat semangat sangat saya surut , dikala mereka dihujani dengan berbagai fasilitas yang lengkap sementara banyak keterbatasan yang saya miliki, sempat menarik diri dari pergaulan karena saya merasa tidak dapat mengikuti dan mengimbangi, namun disaat-saat titik terendah itu terus menghantui saya mereka muncul menjadi sahabat sejati yang tidak pandang bulu mereka berkecukupan namun sangat santun dan rendah hati. Meski saya hanya dari kalangan biasa mereka merangkul dan bahkan berteman baik dengan saya, saat itu saya merasa dalam titik tertinggi saya bisa memiliki sahabat-sahabat sebaik mereka, i love u so much.
Perpisahan memang tidak dapat dihindari kebersamaan di smp berakhir dengan kesedihan. Saya yang memilih untuk masuk sma yang bagu sementara sahabat2 terbaik saya melanjutkan ke sma yang bagus juga. Keinginan akan itu pun terbendung terbentur karena hasil tes masuk tidak memuaskan dan  mumpuni. Saya masih mempunyai harapan bahwa mungkin meski bukan harapan dan keinginan yang saya mau tetapi saya bisa survive ditempat yang saat itu saya tidak tahu dimana dan seperti apa perwujudannya.
Syukur dan alhamdulillah saya masuk sekolah sma negeri dengan meski tidak seperti keinginan saya dan saya bisa mengikuti dengan baik, namun perasaan akan tidak nyaman masih menghantui saya, mimpi akan masuk sma itu terus bergelayut dalam otak saya membuat rasa syukur saya terkadang terasa cacat dan luntur, namun Allah punya cara tersendiri untuk mengingatkan hambanya dengan mengirimkan sahabat terbaik yang pernah ada dalam hidup saya, mengantarkan saya kepada pemahaman dan pemikiran baru tentang rasa syukur, betapa tidak sahabat saya bercerita bahwa temannya sampai pingsan dan tidak mau makan hanya mengurung diri dikamar ketika tahu ia tidak bisa masuk sma kami. bahkan sampai saya juga melihat sendiri ketika pengumuman akan masuk sma banyak diantara mereka mereka yang menangis hebat ketika dinyatakan tidak masuk, semula saya hanya melihatnya sebagai suatu hal yang berlebihan. Dari sana saya mulai mencintai sma dengan hati saya berbaur dengan teman2 yang baik dan banyak pelajaran hidup yang saya peroleh dari sana saat itulah saya merasa titik tertinggi saya pada masa itu.
Berlanjut kemudian ada masa dimana saya hendak akan melanjutkan jenjang pendidikan tinggi , spmb adalah cara saya menempuhnya. Takdir berkata lain saya tidak lolos smpb, saat itu saya menyadari sebuah perasaan yang dulu pernah saya anggap suatu hal yang dilebih-lebihkan ternyata seperti ini, sakit. Saat itu saya merasa Allah menghukum saya akan kesombongan saya 3 tahun lalu kemudian dengan penuh penyesalan saya memohon ampun dan berjanji tidak akan pernah memungkiri terhadap nikmat yang Allah berikan kepada saya karena saya menyadari ketika kita terlalu berharap akan segala apapun dan tidak mengikhlaskannya jika Allah punya rencana lain yang lebih tepat untuk dirikita. Kebesaran dan kemaha kasih sayangnya Allah mengirimkan sahabat sma saya untuk ikut bersamanya mendaftar ke kampus saya sekarang. Dengan masih dibayang-bayangi kesedihan akan smpb sayapun ikut bersamanya dan dari situlah saya merasa titik tertinggi saya dimulai. Memiliki sahabat baru yang bengitu mencintai saya dan kami telah diuji dengan berbagai cara dan situasi namun alhamdulillah kami bisa bisa melewati ujian masuk perguruan tinggi negeri dan masa kuiah kami selami ini lebih dengan penuh warna. Rasa senang, sedih, suka, duka, bersitegang, ceria, tertawa kami lewati dengan penuh sukacita.
Semua itu saya rasakan sebagai berkah dan kabar bahagia, meski saya sendiri belum menapaki jalan yang saya sendiri tidak tahu seperti apa kedepannya, akan kemana langkah saya akan tertuju, apakah cita-cita saya selanjutnya akan tercapai? entahlah saat ini saya sedang berusaha melakukan apa yang menjadi alur hidup saya, belajar, menyehatkan diri dan fikiran saya. Ada sedikit ganjalan dalam hati yang masih tersimpan yaitu keinginan saya untuk mebahagiakan kedua orang tua saya dan membuat mereka bangga akan diri saya, namun sampai saat ini saya belum bisa merealisasikannya. Semoga dengan semua apa yg telah saya lakukan dan  perbuat Allah membukakan pintu rezeki dan pintu berkahnya kepada saya agar saya dapat menentukan masa depan saya dengan baik dan senantiasa dapat membuat kedua orang tua saya tersenyum dan bangga terhadap saya… ^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar