Semoga tulisan ini bisa menjadi
bahan renungan bagi saya dan kalian,
Perjalanan hidup seseorang
terkadang dapat diibaratkan seperti ilmu matematika dimana terdapat titik tertinggi
dan titik terendah seperti dalam materi bahasan menentukan titik beku. Dalam
sebuah perjalanan waktu manusia sering dihadapkan pada suatu keadaab dimana
titik terendah dan titik tertinggi itu tidak bisa dihindari.
Membahagiakan ketika titik tertinggi dapat
tercapai dan sangat kecewa dan sedih ketika titik terendah itu datang , seolah
dua hak yang seperti dua sisi mata uang itu selalu melewati masanya silih
berganti. Pengalaman itupun juga saya rasakan saat ini, kemarin dan lampau
suatu ketika saya merasa berada dititik tertinggi dan seketika terhempas jatuh
ketitik terendah dalam hidup saya rumit memang menghadapainya, namun semua
harus tetap saya jalani dengan penuh rasa sabar dan sedikit harap-harap cemas.
Berkaca dengan pengalaman saya sewaktu duduk
dibangku MI saya pernah merasa dalam titik terendah dimana mungkin mereka
sahabat2 saya dalam kondisi keuangan yang siap dan matang juga limpahan
kebendaan yang lebih dari cukup membuat saya merasa tidaklah pantas saya jika
berdampingan dengan mereka namun saya salut dengan mereka yang menjadi sahabat
saya mereka bisa saling mengisi satu sama lain meski tidak dipungkiri memang
terdapat anggapan terhadap mereka yang merasa lebih dari saya dan kami , semua
itu saya terima dengan ikhlas karena bagi saya menuntut ilmu sangatlah penting
soal hasil akhir itu bukan wilayah kuasa saya.
Saat itupun berganti dengan kesenangan dan
buat saya merasa itulah titik tertinggi saya waktu itu. Saya masuk kesekolah
smp negeri dan itu menjadi perwujudan dari kedua orang tua saya, sangat senang
karena dengan begitu hati kedua orang tua saya sangat senang. Kehidupan kembali
berputar banyaknya dan beragamnya siswa di smp membuat semangat sangat saya
surut , dikala mereka dihujani dengan berbagai fasilitas yang lengkap sementara
banyak keterbatasan yang saya miliki, sempat menarik diri dari pergaulan karena
saya merasa tidak dapat mengikuti dan mengimbangi, namun disaat-saat titik
terendah itu terus menghantui saya mereka muncul menjadi sahabat sejati yang
tidak pandang bulu mereka berkecukupan namun sangat santun dan rendah hati.
Meski saya hanya dari kalangan biasa mereka merangkul dan bahkan berteman baik
dengan saya, saat itu saya merasa dalam titik tertinggi saya bisa memiliki
sahabat-sahabat sebaik mereka, i love u so much.
Perpisahan memang tidak dapat
dihindari kebersamaan di smp berakhir dengan kesedihan. Saya yang memilih untuk
masuk sma yang bagu sementara sahabat2 terbaik saya melanjutkan ke sma yang
bagus juga. Keinginan akan itu pun terbendung terbentur karena hasil tes masuk
tidak memuaskan dan mumpuni. Saya masih
mempunyai harapan bahwa mungkin meski bukan harapan dan keinginan yang saya mau
tetapi saya bisa survive ditempat yang saat itu saya tidak tahu dimana dan
seperti apa perwujudannya.
Syukur dan alhamdulillah saya
masuk sekolah sma negeri dengan meski tidak seperti keinginan saya dan saya
bisa mengikuti dengan baik, namun perasaan akan tidak nyaman masih menghantui
saya, mimpi akan masuk sma itu terus bergelayut dalam otak saya membuat rasa
syukur saya terkadang terasa cacat dan luntur, namun Allah punya cara
tersendiri untuk mengingatkan hambanya dengan mengirimkan sahabat terbaik yang
pernah ada dalam hidup saya, mengantarkan saya kepada pemahaman dan pemikiran
baru tentang rasa syukur, betapa tidak sahabat saya bercerita bahwa temannya
sampai pingsan dan tidak mau makan hanya mengurung diri dikamar ketika tahu ia
tidak bisa masuk sma kami. bahkan sampai saya juga melihat sendiri ketika
pengumuman akan masuk sma banyak diantara mereka mereka yang menangis hebat
ketika dinyatakan tidak masuk, semula saya hanya melihatnya sebagai suatu hal
yang berlebihan. Dari sana saya mulai mencintai sma dengan hati saya berbaur
dengan teman2 yang baik dan banyak pelajaran hidup yang saya peroleh dari sana
saat itulah saya merasa titik tertinggi saya pada masa itu.
Berlanjut kemudian ada masa
dimana saya hendak akan melanjutkan jenjang pendidikan tinggi , spmb adalah
cara saya menempuhnya. Takdir berkata lain saya tidak lolos smpb, saat itu saya
menyadari sebuah perasaan yang dulu pernah saya anggap suatu hal yang
dilebih-lebihkan ternyata seperti ini, sakit. Saat itu saya merasa Allah
menghukum saya akan kesombongan saya 3 tahun lalu kemudian dengan penuh
penyesalan saya memohon ampun dan berjanji tidak akan pernah memungkiri terhadap
nikmat yang Allah berikan kepada saya karena saya menyadari ketika kita terlalu
berharap akan segala apapun dan tidak mengikhlaskannya jika Allah punya rencana
lain yang lebih tepat untuk dirikita. Kebesaran dan kemaha kasih sayangnya Allah
mengirimkan sahabat sma saya untuk ikut bersamanya mendaftar ke kampus saya
sekarang. Dengan masih dibayang-bayangi kesedihan akan smpb sayapun ikut
bersamanya dan dari situlah saya merasa titik tertinggi saya dimulai. Memiliki
sahabat baru yang bengitu mencintai saya dan kami telah diuji dengan berbagai
cara dan situasi namun alhamdulillah kami bisa bisa melewati ujian masuk
perguruan tinggi negeri dan masa kuiah kami selami ini lebih dengan penuh
warna. Rasa senang, sedih, suka, duka, bersitegang, ceria, tertawa kami lewati
dengan penuh sukacita.
Semua itu saya rasakan sebagai
berkah dan kabar bahagia, meski saya sendiri belum menapaki jalan yang saya
sendiri tidak tahu seperti apa kedepannya, akan kemana langkah saya akan
tertuju, apakah cita-cita saya selanjutnya akan tercapai? entahlah saat ini
saya sedang berusaha melakukan apa yang menjadi alur hidup saya, belajar, menyehatkan
diri dan fikiran saya. Ada sedikit ganjalan dalam hati yang masih tersimpan
yaitu keinginan saya untuk mebahagiakan kedua orang tua saya dan membuat mereka
bangga akan diri saya, namun sampai saat ini saya belum bisa merealisasikannya.
Semoga dengan semua apa yg telah saya lakukan dan perbuat Allah membukakan pintu rezeki dan
pintu berkahnya kepada saya agar saya dapat menentukan masa depan saya dengan
baik dan senantiasa dapat membuat kedua orang tua saya tersenyum dan bangga
terhadap saya… ^-^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar